Dalam lingkungan kerja modern, “hub industrial” berperan sebagai pusat koneksi antara pelaku industri, tim proyek, dan pemangku kepentingan lain, menyediakan wadah koordinasi, sumber daya, dan fasilitasi kolaborasi. Artikel ini membahas peran hub industrial dalam menunjang pelaksanaan tugas tim serta rekomendasi praktis untuk institusi dan perusahaan.
Apa itu Hub Industrial?
Hub industrial (termasuk creative hub, industry hub, atau pusat kolaborasi industri) adalah ekosistem yang menyatukan pelaku usaha, pengembang produk/jasa, klien, dan lembaga pendukung untuk mempercepat koordinasi proyek, berbagi sumber daya, dan mengembangkan kapasitas. Hub ini dapat berupa platform digital, coworking/creative space, atau jaringan institusional yang mendukung proyek kolaboratif.
Peran utama Hub Industrial dalam pelaksanaan tugas tim
1. perencanaan, dalam proses kegiatan manajemen, perencanaan merupakan proses yang pertama kali dilakukan sebelum malakukan fungsi-fungsi manajemen yang lain. Dalam proses perencanaan, harus ditentukan sasaran dan tujuan yang hendak di capai dalam sebuah perusahaan.
2. pengorganisasian, merupakan fungsi yang dilaksanakan ketika akan membagi-bagi pekerjaan dan mengembangkan struktur organisasi agar pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan dengan baik,
3. pengarahan, pengarahan merupakan pencapaian sasaran organisasi dengan memotivasi dan membimbing bawahan. Pengarahan bisa dilakukan oleh para manajer dalam hubungan industrial memahami tujuan dan sasaran dari perusahaan dan serikat pekerja
4. pengendalian, pengendalian atau sering disebut dengan pengawasan merupakan fungsi manajemen terakhir.
Tantangan dalam Pelaksanaan Tugas Tim di Hub Industrial
-
Perbedaan budaya kerja dan disiplin antar disiplin/team
Misalnya anggota tim dari latar pendidikan teknik vs bisnis vs desain bisa punya cara kerja dan bahasa yang berbeda, yang menyebabkan miskomunikasi atau konflik harapan. -
Keterbatasan sumber daya/infrastruktur
Walau hub menawarkan fasilitas, seringkali akses terhadap peralatan khusus, teknologi terkini atau tenaga ahli masih terbatas, terutama di daerah non-metropolitan. -
Regulasi & birokrasi
Perizinan, kepatuhan hukum, dan regulasi ketenagakerjaan bisa menjadi hambatan jika tidak jelas atau berubah-ubah. Penyelesaian perselisihan pekerja dapat memakan waktu dan mengganggu tugas rutin tim. -
Resistensi terhadap perubahan & inovasi
Dalam organisasi yang sudah “mapan”, perubahan teknologi, metode, atau struktur tim bisa dianggap mengancam status quo sehingga ada resistensi. -
Kesulitan koordinasi dalam proyek besar atau lintas wilayah
Jika tim tersebar geografis, hub harus mengelola logistik, komunikasi jarak jauh, perbedaan waktu dan budaya lokal. -
Tekanan waktu dan ekspektasi eksternal
Klien, pasar, atau pemangku kepentingan sering kali punya deadline ketat, expectation tinggi, yang bisa memicu stres, kesalahan, atau konflik dalam tim.
Studi Kasus:
Hotel Grand Whiz Trawas
Penelitian yang dilakukan di Hotel Grand Whiz Trawas menunjukkan bahwa:
-
Keterlibatan karyawan dan perilaku kerja inovatif berpengaruh positif terhadap kelincahan tenaga kerja.
-
Karyawan yang aktif, kreatif, dan berpartisipasi dalam pekerjaan mampu menyesuaikan diri dengan cepat terhadap perubahan.
Studi di Hotel Grand Whiz Trawas membuktikan bahwa semakin tinggi keterlibatan dan inovasi karyawan, semakin tinggi pula kelincahan dan efektivitas kerja tim.
Dengan dukungan sistem hub industrial yang baik, perusahaan dapat membangun tim yang tangguh, adaptif, dan produktif.
1. Sari, I. (2025). Peran Hubungan Industrial dalam Mengurangi Konflik Tenaga Kerja. Jurnal Ilmiah M-Progress, 15(2), Juni 2025. Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma, Jakarta. p-ISSN 2088-0421; e-ISSN 2654-461X. DOI: 10.35968/m-pu
Putri Komala Sari ( 22350002002 )
Ilmu Komunikasi
Universitas Mpu Tantular Jakarta
Matkul : Hubungan Industrial
Dosen pengampu : Ibu Serepina Tiur Maida, S.Sos.,M.Pd.,M.I.Kom, C.AC.,CPS.,C.STMI.
Komentar
Posting Komentar