Amerika Serikat adalah negara republik federal yang warganya di untungkan dengan sistem politik kompertitif, kebebasan berekpresi dan berbagai kebebasan sipil lainnya. Namun dalam beberapa tahun terakhir lembaga - lembaga demokrasinya telah mengalami penurunan, sebagimana yang terlihat dalam kebebasan berekspresi,peluang ekonomi dan pengaruh politik.Banyak konten kreator tiktok yang akhirnya bersuara mengenai keterbatasan bersuara di AS.
"TikTok itu sebenarnya punya potensi yang sangat besar. Kalau saja kita lebih mencari informasi mendalam mengenai TikTok, bahkan seperti Google sekalipun akan kalah. Kasarnya, kadang kita bisa lebih banyakn mencari informasi di TikTok, "jelas Teddy Cahyadi, konten kreator asal Indonesia di New York, tentang signifikasi TikTok dalam kesahariannya
Teddy, yang bekerja sebagai Chef di salah satu hotel di kota New York merupakan salah satu dari sekian banyaknya pengguna TikTok yang menjadikan aplikasi ini sebagai sumber informasi utamanya. Selain karna penjelasan di TikTok lebih singkat atau bahkan langsung ke inti masalah, jelas dan tampilan yang disajikan lebih menarik untuk di lihat.
Karna beredarnya berita mengenai pemblokiran TikTok yang akan dilaksanakan pada 19 Januari mendatang, Teddy sempat merasa bahwa kebebasan berpendapat dan berekspresi dibatasi dengan pemblokiran ini. Hal ini juga mengurangi platfrom untuk menunjukan kreativitas setiap orang, namun disisi lain Teddy juga setuju mengenai pemblokiran tersebut dengan alasan keamanan data pribadi pengguna karna jika keamaman dan privasi bocor maka akan sangat bahaya. Bukan hanya bagi pribadinya namun juga bagi negara.
Komentar
Posting Komentar